Coloring Books for Adults Are More Addictive Than Smartphones

“We don’t stop playing because we grow old; we grow old because we stop playing.”
—George Bernard Shaw

Belakangan ini, kuamati bahwa coloring books for adults sedang naik daun. Bukan, ini bukan buku mewarnai yang di dalamnya ada gambar-gambar “dewasa” alias “mature” content. Hahaha… Bukan seperti itu. Justru, buku mewarnai ini ditujukan untuk orang dewasa karena jenis ilustrasinya yang mungkin terlalu sulit untuk anak-anak. Alih-alih lebar-lebar dan jelas garisnya, di buku ini justru kecil, detil, dan warnanya bisa diwarnai sesuka hati. Dan bukannya bikin stres karena detil-detilnya itu, justru buku ini diklaim mampu menghilangkan stres. Bahkan TIME pun membahas femonena ini di artikel Why Adult Are Getting Into Coloring Books. Buku mewarnai untuk dewasa pun  digunakan warga Perancis untuk terapi anti-stres, mengingat persentase warga yang mengalami stres paling banyak ada di negara ini. Makanya, di Perancis sana, coloring book for adults jadi best sellers. Salah satunya adalah Secret Garden, an Inky Treasure karya Johanna Basford.

Di Indonesia sendiri, Gramedia juga telah menerbitkan buku serupa. Mereka menerjemahkan karya illustrator Jerome Meyer- Birsch dengan judul Keliling Dunia. Tapi, itu dari ilustrator Perancis. Buku mewarnai untuk dewasa tergolong hal yang masih sangat baru di Indonesia. Namun, sekitar dua bulan lalu, sebuah buku mewarnai untuk dewasa terbit. Judulnya My Own World. Dan ternyata, illustratornya adalah orang Indonesia sendiri. Jadi, bisa dibilang buku berwarna dengan judul My Own World ini adalah pelopor buku mewarnai untuk orang dewasa pertama di Indonesia! Yeay, cintailah produk dalam negeri! Hehe…

Kalian pasti bertanya-tanya kenapa ya buku mewarnai untuk dewasa ini sangat populer?

Konon katanya, mewarnai memiliki efek psikologis. Ketika mewarnai, kita mengaktifkan sekaligus otak kanan dan kiri. Memikirkan warna yang sesuai pola mengaktifkan otak kiri yang berhubungan dengan logika. Sedangkan memilih warna yang cocok (Mix and Match) mengaktifkan otak kanan yang berhubungan dengan kreatifitas. Kegiatan ini pun mampu mengaktifkan amygdala, bagian otak yang berhubungan dengan emosi. Dengan kata lain, mewarnai memiliki de-stressing effect karena kita fokus pada aktivitas itu sendiri, bukan fokus pada kekhawatiran yang membuat stres.
Ini terbukti, karena di sampul buku My Own World ini juga ada tulisan “terapi warna anti-stress”. Lalu, di dalamnya, ilustrator memberikan informasi tentang  teknik pewarnaan seperti blocking, gradasi, finishing, dan mixing. Selain itu, ada teori warna seperti apa saja warna premier, sekunder, dsb. Tak lupa, diselipkan juga manfaat warna untuk kesehatan. Misalnya, warna merah dianggap bisa mengatasi penyakit seperti rematik dan anemia, serta bisa menstimulasi ovulasi dan menstruasi. Lalu warna biru selain bisa mengatasi asma bisa juga memberikan rasa tenang. Warna hijau dipercaya bisa menguatkan mata dan sistem kekebalan tubuh. Dan berbagai manfaat  warna-warna lainnya yang mesti kita coba.

My Own World memiliki tebal halaman sebanyak 96 halaman dan memuat 46 illustrasi yang kompleks dan sangat menantang untuk diwarna. Di samping ilustrasi, ada juga quotes-quotes yang memotivasi. Tapi sayangnya, tidak ada credit siapa yang mengatakan quotes itu. :(
Untuk persiapan mewarnai, jangan lupa siapkan “alat perang”-nya yaitu…pensil warna! Karena banyaknya detail, maka penggunaan pensil warna adalah yang terbaik sehingga gradasi warna yang dihasilkan juga lebih jelas. Tapi, karena banyaknya detail, tanganku malah jadi capek. Haha…

My Own World ini:
(+) ilustrasinya keren
(-) tak ada kredit untuk quotes, detail gambar membuat pegal tangan. Hehe…
My Own World ini sangat aku rekomendasikan buat kalian semua yang sedang stres atau tidak. Pokoknya, semua orang. Selain harganya murah, illustrasinya keren dan detailnya menantang buat diwarna. Dijamin, hidup kalian tidak akan semuram hitam, putih dan abu-abu. Buatlah hidup kalian lebih berwarna. Hehe